Oleh : Adib Fauzan Dkk. H0712004 Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari proses
metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk kehidupan
mikrobaetabolisme ialah semua reaksi yang mencakup semua proses kimiawi yang
terjadi di dalam sel yang menghasilkan energi dan menggunakan energi untuk
sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan-kegiatan seluller. Seperti
untuk pertumbuhan, pembelahan sel, pembaruan komponen sel, dan lain-lain.
Kegiatan kimiawi yang dilakukan oleh sel amatlah rumit, bergamnya bahan yang
digunakan sebagai unsur nutrisi oleh sel. Dalam melakukan setiap aktivitas sel
dalam tubuh sangatlah berkaitan erat dengan kerja enzim sebagai substansi yang
ada dalam sel yang jumlahnya amat kecil dan mampu menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan yang berkaitan dengan proses-proses seluller dan kehidupan.
Semua aktivitas metabolisme prosesnya dikatalisis oleh enzim. Jadi kehidupan
tidak akan terjadi tanpa adanya enzim dalam tubuh mahluk hidup..
Metabolisme
merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup (Darkuni 2001). Metabolisme
dibagi atas dua fase yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah
Pembentukan senyawa yang memerlukan
energi (Rekasi endergonik) misalnya
reaksi fotosintesis: membentuk C6G12O5 dari CO2 dan H2O, sedangkan Katabolisme
adalah proses penguraian senyawa yang menghasilkan energi (reaksi eksergonik)
misalnya pada respirasi yang menguraikan karbohidrat menjadi asam piruvat dan
energi. Metabolisme ini selalu terjadi dalam sel hidup karena di dalam sel
hidup terdapat enzim yang diperlukan untuk membantu berbagai reaksi kimia yang
terjadi. Suatu proses reaksi kimia yang terjadi dapat menghasilkan energi dan
dapat pula memerlukan energi untuk membantu terjadinya reaksi tersebut.
Bila
dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi eksergonik dan
apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan energi reaksi ini
disebut reaksi endergonik. Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan yang
dilakukan untuk sederetan reaksi enzim yang berurutan. Untuk mempercepat laju
reaksi-reaksi diperlukan enzim-enzim tertentu pada setiap tahapan reaksi.
Mikroba
terdapat di tempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara yang kita hirup,
pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan kulit, pada jari
tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, dalam saluran pernapasan dan
pada seluruh permukaan tubuh yang terbuka dan dianggap sebagai flora normal.
Akan tetapi, untunglah hanya sebagian kecil dari mikroba itu yang dapat
menimbulkan penyakit (pathogen). Pada setiap cm2 (sentimeter persegi) kulit
terdapat sekitar 10.000 (sepuluh ribu) sampai dengan 100.000 (seratus ribu)
bakteri.
Mikroba telah lama dan banyak dimanfaatkan
oleh umat manusia dalam berbagai macam hal, seperti pengolahan makanan, minuman
dan proses pengolahan sebagian obat-obatan, seperti antibiotik, hormon, dan
sebagainya. Bakteri memproduksi produk-produk yang diperdagangkan manusia
seperti alkohol, yogurth, tempe, nata de coco, dan sebagainya itu melalui
serangkaian reaksi metabolisme panjang. makalah ini akan membahas mengenai
metabolisme, berbagai proses yang terjadi selama metabolisme. Bakteri-bakteri
yang berjasa dalam terbentuknya produk dari hasil metabolisme.
BAB II
PEMBAHASAN
Metabolisme
adalah keseluruhan proses reaksi enzim dan kimiawi dalam sel. Metabolisme dapat
dibedakan menjadi dua yakni metabolisme primer dan sekunder. Metabolisme primer
adalah metabolisme yang selalu dilakukan oleh semua organism yang ada di alam.
Sedangkan metabolism sekunder hanya dilakukan oleh organisme tertentu dan
menghasilkan zat tertentu pula.
A. Anabolisme
Metabolisme dibagi
atas dua fase yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah Pembentukan
senyawa yang memerlukan energi (Rekasi endergonik) misalnya reaksi
fotosintesis: membentuk C6G12O5 dari CO2
dan H2O. Anabolisme adalah suatu
proses reaksi kimia yang membentuk suatu molekul besar dari molekul yang lebih
kecil. Dan selama proses anabolisme membutuhkan energy dalam reaksinya.
Atau dapat dikatakan segala bentuk sintesa dalam mikroorganisme.
Proses metabolisme mikroorganisme dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan
sumber energinya yaitu fototrof dan kemotrof. Sedangkan apabila berdasarkan
kemampuan mendapat sumber karbonnya menjadi dua juga yaitu Autotrof dan
heterotrof. Mikroorganisme fototrof adalah
mikroorganisme yang menggunakan cahaya sebagai sumber energi utamanya.
Fototrof dibagi menjadi dua yakni: fotoautotrof dan Fotoheterotrof.
Organisme yang termasuk
fotoautrotrof melakukan fotosintesis. Sedangkan fotosintesis adalah
proses mensintesis senyawa organik kompleks dari unsur-unsur anorganik dengan
menggunakan energi cahaya matahari. Fotosintesis tidak hanya dilakukan oleh
tumbuhan namun juga dilakukan oleh mikroba. Mikroba yang melakukan fotosintesis
seperti Cyanobacteria, serta beberapa jenis algae. Pada Reaksi umum yang
terjadi dpat dituliskan sebagai berikut :
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 +
6O2
dalam fotosintesis
terjadi dua tahapan reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang atau
fosforilasi reaksi ini terjadi di tilakoid dan reaksi gelap terjadi di dalam
stromokloroplas.
Pada reaksi terang ADP menjadi ATP dan pada reaksi terang terjadi
reduksi NADH sebagai pembawa elektron menjadi NADPH. pada reaksi ini terjadi
penyerapan cahaya matahari oleh klorofil. Reaksi terang atau
fotofosforilasi dibagi menjadi dua yakni fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik. Fosforilasi siklik atau
dukenal pula sebagai fotosistem 1. fotositem ini sangat peka dengan gelombang
cahay yang memiliki panjang 700nanometer maka disebut sebagai P700. Pada
fotosistem ini elektron kembali lagi ke dalam fotosistem. Fotofosforilasi
siklik merupakan proses yang sangat sering diketemukan, elektron yang terlepas
tidak kembali lagi melainkan membentuk NADPH. Dan elektron yang hilang tersebut
digantikan oleh elektron yang terbentuk pada saat oksidasi H2O
atau dari unsur-unsur yang mudah teroksidasi seperti H2S.
Hasil dari reaksi terang adalah ATP yang terbentuk melalui proses chemiosmosis,
O2, NADPH. Setelah reaksi terang
maka berikutnya adalah reaksi gelap. Reaksi ini disebut reaksi
gelap karena tidak membutuhkan cahaya. Didalam reaksi ini terjadi fiksasi CO2 pada
siklus calvin, dimana CO2 di fiksasi oleh RuBP kemudian
membentuk asam fosfogliserat hingga membentuk glukosa. Setelah terbentuk
glukosa RuBP diregenerasi untuk fiksasi CO2
B.
Katabolisme
Katabolisme adalah proses penguraian senyawa
yang menghasilkan energi (reaksi eksergonik) misalnya pada respirasi yang menguraikan
karbohidrat menjadi asam piruvat dan energi. Metabolisme ini selalu terjadi
dalam sel hidup karena di dalam sel hidup terdapat enzim yang diperlukan untuk
membantu berbagai reaksi kimia yang terjadi. Suatu proses reaksi kimia yang
terjadi dapat menghasilkan energi dan dapat pula memerlukan energi untuk
membantu terjadinya reaksi tersebut. Katabolisme merupakan reaksi yang
menghasilkan energi dengan memecah molekul kompleks menjadi molekul sederhanan.
Proses ini juga disebut exergonic (menghasilkan
energy) Semua sel mikoba memerlukan energi secara kontinou untuk proses yang
terkait terkait dengan pertumbuhan, transportasi, gerakan dan pemeliharaan.
Pada chemoheterotrophic mikroorganisme, energi organik Sumber yang diperoleh
dari lingkungan dan kemudian ditransformasikan oleh serangkaian enzim yang
mengendalikan reaksi dalam jalur metabolik. Katabolisme menghasilkan generasi
energi potensial dalam bentuk adenosin 5’-trifosfat (ATP) dan reduksi Koenzim,
seperti nikotinamida adenin dinukleotida (NADH), nicotinamide adenin
dinukleotida fosfat (NADPH) dan flavin adenin dinukleotida (FADH2), dan panas.
Mikroorganisme memiliki keragaman dalam proses metabolisme untuk menghasilkan
ATP dan koenzim tereduksi (Waiter et al 2001).
1. Respirasi
Respirasi merupakan proses terjadinya pembongkaran suatu
zat makanan sehingga menghasilkan energi yang diperlukan oleh mikroorgnisme
tersebut. Jika oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi maka disebut respirasi aerob.Ada juga spesies
bakteri yang mampu melakukan respirasi tanpa adanya oksigen, maka peristiwa itu
disebutrespirasi anaerob.
a. Respirasi aerob
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis
yang mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2,H2O dan
menghasilkan energi. Menurut penyelidikan
energi yang terlepas sebagai hasil pembakaran 1 grammol glukosa adalah 675 Kkal.
Dalam respirasi aerob, glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan reaksi kimianya
dapat digambarkan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6 O2 —-> 6 CO2 + 12 H2O + 675 Kkal
Dalam kenyataan reaksi
yang terjadi tidak sesederhan itu. Banyak tahap reaksi yang terjadi dari awal
hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi tersebut dibedakan menjadi tiga tahap
yakni glikolisis, siklus kreb (the tricarboxylic acid cycle) dan tranfer
elektron.
1) Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang
memecah glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi dua molekulasam piruvat (terdiri dari
3 atom C). Glikolisis juga menghasilkan
ATP dan NADH + H+ (Waiter,
Michel J. At all, 2001).
Sebagian besar mikroorganisme memanfaatkan karbohidrat
sebagai sumber karbon dan energi. Heksosa, gula enam karbon (C6),
glukosa adalah lebih dari substrat untuk sebagian besar mikroorganisme dan
sebagian kecil mikroorganisme tidak bisa mengolahnya. Di alam, glukosa bebas
biasanya tidak tersedia, tetapi dapat diperoleh melalui berbagai rute. Ini
berasal dari interkonversi heksosa lainnya, hidrolisis disakarida,
oligosakarida dan polisakarida
dari lingkungan, atau
dari sel penyimpanan material, seperti pati, glikogen dan trehalosa.
Pembentukan energi dari glukosa yang didahului oleh proses fosforilasi sampai
menghasilkan piruvat (C3). Namun, jumlah terbatas ATP yang
diproduksi,
yang dibentuk melalui
substrat-tingkat fosforilasi. Maksimum dua molekul ATP yang dihasilkan untuk
setiap satu molekul glukosa teroksidasi. menghasilkan piruvat menempati posisi
penting dalam metabolismedan merupakan titik awal untuk katabolisme lanjut
(McKane and Judy Kandel,1950).
Setiap organisme
mempunyai perbedaan jalur glikolisis yang menjadi kunci pembeda organisme
tersebut. Jalur glikolisis dibagi menjadi empat yakni:
a) Jalur
EMP (The Embden-Mayerhof-Parnas)
Jalur
EMP merupakan jalur yang banyak ditemukan di semua kelompok organisme,
termasuk jamur, yeasts dan bakteri. jalur ini dapat beroperasi di bawah kondisi
anaerobik atau aerobik dan terdiri dari 10 enzim-katalis reaksi terletak di
dalam matriks sitoplasma. Kunci pembeda ketiga jalur lainnya (heksokinase,
fosfofruktokinase dan kinase piruvat) yakni reaksi terjadi secara reversibel.
Sedangkan jalur EMP reaksinya yang terjadi yakni secara irreversible.
Untuk setiap molekul
glukosa dioksidasi menjadi dua piruvat molekul, keuntungan bersih hanya dua
ATP, karena yang Konsumsi dalam reaksi sebelumnya. (Waiter, Michel J. At all, 2001).
Glucose (C6) + 2ADP + 2Pi + 2NAD+ →2
pyruvate (C3) + 2ATP + 2NADH + 2H+
b) Jalur PP (The Pentose Phosphate)
Fosfat
pentosa (PP) atau jalur heksosa jalur monofosfat ditemukan di banyak bakteri
dan sebagian besar organisme eukariotik. Jalur ini seringkali beroperasi pada
waktu yang sama dengan jalur EMP. Dalam ragi, misalnya, 10-20% glukosa (lebih
selama pertumbuhan pesat) yang terdegradasi melalui jalur PP, dan sisanya
katabolisme dari jalur EMP. Jalur PP bisa berfungsi pada kondisi aerobik atau
anaerobik, baik katabolik maupun anabolik. Jalur ini sangat penting dalam
penyediaan NADPH, terutama untuk digunakan untuk langkah reduktif dalam proses
anabolik, intermediet untuk asam amino aromatik sintesis, terutama
erythrose-4-fosfat; pentosa, terutama ribosa untuk biosintesis asam nukleat,
dan biosintesis intermediet lainya. Waiter, Michel J. At all, 2001).
Jalur PP merupakan
siklus dan seperti semua jalur glycolytic, enzim ini berada di
matrik sitoplasma. Ini dimulai dengan oksidasi dua langkah glucose
6-phospate (G6P) ke pentose (C5) fosfat, ribulosa 5-fosfat
(Rump), melalui 6-phosphogluconate. Proses Ini melibatkan satu karbon yang
hilang sebagai CO2 dan pembentukan dua NADPH. Setelah fase
oksidatif ini, RuMP mengalami serangkaian penataan ulang menjadi serangkaian
dua-karbon dan tiga-karbon pertukaran fragmen, dikatalisis oleh enzim
transketolase dan transaldolase.Untuk setiap tiga unit glukosa diproses, satu
GAP, enam NADPH dan dua fruktosa 6-fosfat (F6P) molekul yang dihasilkan.
Molekul F6P dikonversi kembali ke G6P untuk mempertahankan operasi dari siklus.
Itu GAP dapat dioksidasi menjadi piruvat dengan jalur EMP enzim atau juga dapat
dikembalikan ke awal jalur melalui konversi dari dua GAP satu G6P.
3 glucose 6-phosphate (C6)
+ 6NADP+ + 3H2O → 2 fructose 6-phosphate (C6)
+ glyceraldehyde 3-phosphate (C3) + 3CO2 + 6NADPH +
6H+
c) Jalur ED (The Entner-doudoroff)
Jalur ED adalah jalur
metabolisme yang relatif sedikit digunakan oleh mikroorganisme yang tidak memiliki
EMP jalur. Kebanyakan bakteri Gram-negatif, termasuk spesies Azotobacter,
Pseudomonas, Rhizobium,
Xanthomonas dan
Zymomonas, tapi jarang dalam jamur. Jalur dimulai dengan pembentukan
6-phosphogluconate, seperti di jalur PP. Meskipun kemudian mengalami dehidrasi,
bukan teroksidasi, untuk membentuk 2-okso-3-deoksi-6-phosphogluconate. Molekul
enam-karbon dipecah oleh Aldolase untuk membentuk dua senyawa C3,
piruvat dan GAP, dan terakhir juga dapat dikonversi menjadi piruvat. Secara
keseluruhan, dari glukosa setiap molekul dimetabolisme, pada jalur yang dapat menghasilkan dua molekul piruvat, satu ATP, satu NADH dan
satu NADPH, yang merupakan hasil energi yang lebih rendah daripada jalur EMP
(Waiter, Michel J. At all, 2001).
d) Jalur PK (phosphoketolase)
The phosphoketolase (PK)
atau jalur Warburg-Dickens jalur metabolisme yang ditemukan di beberapa
bakteri asam laktat, terutama dari spesies Lactobacillus dan Leuconostoc. Ini
melibatkan oksidasi dan dekarboksilasi glukosa 6-fosfat ke pantat, seperti di
jalur PP. RuMP yang berisomer dengan xylulose fosfat 5-(C5) dan
dibelah oleh phosphoketolase menjadi GAP (C2) dan asetil fosfat (C2).
Pada akhirnya dikonversike laktat dan kedua ke etanol. Jalur ini menghasilkan
hanya setengahATP dibandingkan dengan jalur EMP. Namun, tidak dimungkinkan
pembentukan pentosa dari heksosagula untuk sintesis asam nukleat dan
katabolisme pentosa (Waiter,
Michel J. At all, 2001).
2) Tricarboxylic acid cycle
(Siklus Krebs)
Tricarboxylic acid cycle (Siklus Krebs) merupakan serangkaian reaksi
metabolisme yang mengubah asetil koA yang direaksikan dengan asam oksaloasetat
(4C) menjadi asam sitrat (6C). Selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur
menjadi berbagai macam zat yang akhirnya akan membentuk oksaloasetat lagi (McKane and Judy Kandel,1950).
Pyruvate (C3) + NAD+ + CoA
→acetyl CoA (C2) +CO2 + NADH + H+ acetyl CoA (C2) + 3NAD+ + FAD
+ ADP → 2CO2 + 3NADH + 3H+ + FADH2 + ATP
Asetil KoA masuk siklus
krebs bersama empat molekul karbon (oksaloasetat). Selanjutnya menjadi senyawa
enam carbon atau asam asitrat. Selama berturut-turut, dua atom karbon dari
asetil KoA teroksidasi menjadi dua molekul CO2, meninggalkan
empat Oksaloasetat untuk menerima asetil KoA lainnya. Siklus ini beberapa
energi di keluarkan dari oksidasi asam sitrat yang digunakan untuk memproduksi
satu molekul ATP. Kebanyakan energi ditranfer oleh empat pasangan elektron dari
tiga molekul NAD+ (membentuk NAD + H+) dan
satu molekul FAD (membentuk FADH2 ). Energi dari elektron ini
kemudian digunakan untuk membentuk ATP pada sistem transport elektron. Pada
jalanya satu asetil KoA menghasilkan 12 molekul ATP kemudian dioksidasi oleh
siklus krebs. Sejak dua molekul asetil KoA diproduksi untuk masing-masing
oksidasi glukosa, energi akhir yang dihasilkan dari siklus krebs adalah 12
molekul ATP.
3) Transfer elektron
Setelah proses
tricarboxylic acid maka yang terakhir adalah proses transfer elektron.
Transfer elektron merupakan reaksi pemindahan elektron melelui reaksi redoks
(reduksi-oksidasi). karena respirasi mebutuhkan jumlah ATP dari proses oksidasi
NADH dan FADH. Maka dibutuhkan senyawa senyawa yang memiliki potensial reduksi
rendah sebagai akseptor elektron, dan O2 sangat ideal sebagai
akseptor. Elektron yang berasal dari oksidasi substrat NADH atau FADH2,
melalui serangkaian redoks atau reduksi-oksidasi reaksi, lalu ke terminal
akseptor. Dalam proses ini, energi dilepaskan selama aliran elektron digunakan
untuk membuat gradien proton.
Energi yang ditangkap
dalam ikatan energi yang tinggi ketika P (fosfat) anorganik bergabung dengan
molekul ADP untuk membentuk ATP. Proses ini disebut fosforilasi
oksidatif. Energi
(ATP) dalam sistem transpor elektron terbentuk melalui reaksi fosforilasi
oksidatif, Energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol NADH atau NADPH2 dapat
digunakan untuk membentuk 3 mol ATP. Reaksinya sebagai berikut.
NADH + H+ + 1/2 O2 + 3ADP + 3H3PO4 → NAD+ + 3ATP + 4H2O
Sementara itu, energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol
FADH2 dapat menghasilkan 2 mol ATP. Beberapa
jenis enzim yang terlibat dalam pengangkutan elektron seperti NADH
dehidrogenase, sitokrom reduktase, dan sitokrom oksidase. Pembawa elektron
terdiri dari flavoprotein (contohnya FAD dan mononukleotida
flavin, FMN), besi sulfur (FeS), dan sitokrom, protein dengan
cincin yang berisi besi yang disebutheme. Gugus
non-protein seperti lipid-soluble (larutan dalam lemak) yang lebih dikenal
dengan quinones (Ibrahim, 2007).
b. Respirasi anaerob
Beberapa bakteri
fakultatif anaerob dan obligatif anaerob melakukan respirasi anaerob. Dengan melibatkan electron
transport system (ETS), tetapi terminal akseptor elektron selain
oksigen. Contoh respirasi anaerob berikut
1) Nitrate respiration
Respirasi nitrat
dilakukan oleh bakteri anaerob fakultatif. Potensi redoks nitrat adalah +0.42
Volt, dibandingkan dengan oksigen yang potensial redoksnya +0,82 volt.
Akibatnya, lebih sedikit energi yang digunakan dibandingkan dengan oksigen
sebagai terminal akseptor elektron dan molekul lebih sedikit ATP yang
terbentuk. Proses ini memiliki beberapa langkah, yang mana nitrat direduksi
menjadi nitrit dan nitrogen oksida menjadi dinitrogen, yang disebut
sebagai dissimilatory
Nitrate reduction atau denitrifikasi. Reaksi denitrifikasi sebagai
berikut:
2NO3- + 12 e- + 12 H+
→ N2 + 6 H2O
Denitrifikasi
dilakukan oleh spesies Pseudomonas, Paracoccus denitrificans dan Thiobacillus
denitrificans. Sedangkan bakteri fakultatif Anaerob seperi, E. coli dan
sejenisnya, yang hanya mereduksi nitrat menjadi nitrit, dan enzim.
2) Sulphate respiration
Respirasi sulfat
dilakukan oleh sebagian kecil bakteri heterotrophic, yang semuanya oligatif
anaerob, sperti bakteri dari spesies Desulfovibrio. Bakteri
ini membutuhkan sulfat sebagai aseptor proton dan terduksi menjadi
sulfit. Reaksi sulphate respiration sebagai berikut:
SO42- + 8 e- +
8 H+ → S2- + H2O
3) Carbonate respiration
Respirasi Karbonat dilakukan oleh bakteri seperti
Methanococcus dan Methanobacterium. Bakteri tersebut merupakan anaerob obligat
yang mereduksi CO2, dan kadang-kadang karbon monoksida, untuk
menjadi metana. Bakteri metanogen yang biasa menggunakan hidrogen sebagai
sumber energi dan ditemukan di lingkungan yang rendah nitrat dan sulfat, misalnya
usus beberapa hewan, rawa, sawah dan digester limbah lumpur. Reaksi respirasi
karbonat hingga membentuk metan sebagai berikut:
CO2 + 4H2 →CH4 +
2H2O
Selain nitrat, sulfat
dan karbon dioksida, besi besi (Fe3+), mangan (MN4+) dan
beberapa organik senyawa (sulfoksida dimetil, fumarat, glisin dan oksida
trimetilamina) dapat berfungsi sebagai terminal elektron akseptor untuk
respirasi anaerob tertentu bakteri.
2. Fermentasi
Bila respirasi tidak
bisa dilakukan, organisme harus menggunakan mekanisme alternatif untuk
membentuk pasokan Koenzim, selama oksidasi glukosa menjadi piruvat. Jika NAD
(P) H tidak teroksidasi kembali ke NAD (P)+, katabolisme akan
berhenti. Akibatnya, akseptor terminal elektron yang cocok harus ditemukan untuk
mengambil elektron. Fermentasi adalah proses perombakan
senyawa organik dalam kondisi anaerob menghasilkan produk berupa asam-asam
organik, alkohol dan gas, yang kemudian dikeluarkan dari sel.sedangkan
fermentasi itu bermacam-macam seperti:
a. Fermentasi
alkohol dilakukan oleh yeasts, jamur dan bakteri. Ini proses dua langka, dimana
piruvat dari jalur EMP,atau dari jalur ED seperti Zymomonas,
melakukan dekarboksilasi pertama menjadi asetaldehida, NAD+ kemudian
terbentuk selama reduksi asetaldehida menjadi etanol.
b. Fermentasi
asam laktat yang dilakukan oleh sejumlah bakteri, seperti Streptococcus,
Lactobacillus, Lactococcus dan Leuconostoc, serta beberapa jamur, alga dan
protozoa.turunan piruvat, adalah akseptor elektron dan membentuk laktat.
c. Fermentasi
asam campuran yang dilakukan oleh E. coli dan bakteri fakultatif anaerob.
Produknya meliputi laktat, asetat, dan etanol. Beberapa organisme memiliki
kemampuan untuk mereduksi piruvat menjadi hidrogen dan CO2.
d. Fermentasi
2,3-Butanediol dapat dilakukan
oleh Enterobacter, Erwinia, Klebsiella dan Serratia. Sama seperti fermentasi
campuran asam, namun menghasilkan butanadiol,netanol dan asam.
e. Fermentasi
asam propionat dapat dilakukan
oleh beberapa bakteri d usus, seperti Propionibacterium dan sejenisnya,
beberapa terlibat dalam produk komersil Swiss-keju dan vitamin B12 (cobalamin).
Propionat yang terbentuk dari piruvat yang melalui jalur methylmalonyl CoA,
dimana piruvat terkarboksilasi menjadi oksaloasetat, dan kemudian direduksi
menjadi propionat melalui malate, fumarate dan suksinate
f. Fermentasi
asam butirat dilakukan oleh spesies Clostridium. Bakteri ini memproduksi
aseton, butanol, propanol, alkohol dan asam lainnya. Bakteri ini juga
memfermentasi asam amino dan senyawa nitrogen lainnya, serta karbohidrat
BAB
III
PENUTUP
Dari pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Metabolisme dibagi atas dua fase yaitu
anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah Pembentukan senyawa yang memerlukan energi (Rekasi endergonik) misalnya reaksi
fotosintesis: membentuk C6G12O5 dari CO2
dan H2O. Katabolisme adalah proses penguraian senyawa yang
menghasilkan energi (reaksi eksergonik) misalnya pada respirasi yang
menguraikan karbohidrat menjadi asam piruvat dan energy.
2.
Fotosintesis terjadi dua tahapan yaitu
reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang atau
fosforilasi reaksi ini terjadi di tilakoid dan reaksi gelap terjadi di dalam
stromokloroplas.
3. Respirasi
aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah glukosa secara
sempurna menjadi CO2,H2O dan menghasilkan
energi. Reaksi-reaksi
tersebut dibedakan menjadi tiga tahap yakni glikolisis, siklus kreb (the
tricarboxylic acid cycle) dan tranfer elektron.
4. Beberapa
bakteri fakultatif anaerob dan obligatif anaerob melakukan respirasi anaerob.
Dengan melibatkan electron transport system (ETS), tetapi terminal akseptor
elektron selain oksigen.
No comments:
Post a Comment