Wednesday, December 18, 2013

MAKALAH EKONOMI PERTANIAN Petani dengan Sistem Tumpang Sari pada Satu Lahan

Oleh: Adib Fauzan Dkk. H0712004 Agroteknologi FP UNS

A.    Tumpang sari
        Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang berbeda. Dalam pengamatan ini petani menggunakan sistem tumpang sari untuk menanam terung dan kangkung.

B.     Penanaman Terung (Solanum mengolena)
         Terung (Solanum melongena) merupakan tanaman setahun berjenis perdu yang dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60-90 cm. Daun tanaman ini lebar dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan merupakan bunga yang sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga. Buah terung sudah sangat dikenal masyarakat dan banyak digunakan sebagai lalap (sayuran segar) atau disayur. Hal ini disebabkan oleh rasa buah terung yang enak dan banyak mengandung vitamin.
Klasifikasi
                       Kingdom            : Plantae (Tumbuhan)
       Subkingdom       : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
                       Super Divisi        : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
                       Divisi                  : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                       Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                       Sub Kelas           : Asteridae
                       Ordo                   : Solanales
                       Famili                 : Solanaceae (suku terung-terungan)
                       Genus                 : Solanum
                       Spesies               : Solanum melongena L.
1.      Penanaman
            Lahan penanaman disiapkan dan diolah terlebih dahulu, kemudian di bentuk bedengan. Bedengan dibuat selebar antara 1,2 1,4 cm dan panjang sesuai lahan. Kemudian bedengan dibuatkan lubang tanam masing-masing berjarak sekitar 60 cm. Jarak antar barisan lubang tanam 70-80 cm. Setiap bedengan memuat dua barisan tanaman. Di antara bedengan, haruslah dibuat parit yang berfungsi sebagai jalan dan pembuangan air saat musim hujan. Hal ini penting dilakukan karena terung tidak tahan genangan air. Selanjutnya setiap lubang tanam diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5-1 kg agar tanah cukup mengandung bahan organik. Setelah lahan disiapkan, sebaiknya bibit yang telah siap tanam dimasukkan secara tegak lurus ke dalam lubang tanam. Kemudian di sekitar lubang tanam disirami air agar tanah cukup lembap, tetapi tidak sampai tergenang.
2.      Pemeliharaan
            Setelah tanam, penyiraman dilakukan kembali setiap 3 hari sekali hingga saat berbunga. Ketika masa berbunga, penyiraman dilakukan 2 hari sekali. Namun, apabila penanaman dilakukan pada daerah kering, maka penyiraman dapat dilakukan lebih sering agar tanaman tidak layu kekeringan. Pemupukan pada terung dilakukan tiga kali, yaitu sebagai pupuk dasar, susulan I, dan susulan II. Pupuk dasar diberikan saat tanah mulai diolah, pupuk susulan I diberikan 7 -14 hari sesudah tanam, dan pupuk susulan II diberikan saat tanaman mulai berbunga. Dosis pemupukan bervariasi untuk setiap jenis terung dan jenis tanahnya, lihat pada Tabel berikut.
3.      Waktu dan dosis pemupukan
 Nomor Jenis pupuk Total Pupuk Dasar Pupuk susulan I II 1. Pupuk kandang 15 ton 15 ton 2. Urea 300 kg 100 kg 100 kg 100 kg 3. TSP 200 kg 200 kg 4. KCI 200 kg 200 kg Sumber : Rush Hukum, kk.,1990. Pemeliharaan selanjutnya seperti penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. Namun, bila dirasa perlu, penyiangan dan pendangiran dapat dilakukan lebih sering. Tanaman terung memerlukan penyangga agar cabang lateralnya tidak raboh terkena angin atau hujan. Ajir dapat dibuat dari bambu atau kawat setinggi 60-90 cm.
  
C.    Penanaman Kangkung
            Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1. merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.
Klasifikasi
                     Kingdom           :  Plantae (Tumbuhan) 
     Subkingdom      : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
                     Super Divisi      : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
                     Divisi                : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                     Kelas                 : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas          : Asteridae
                     Ordo                  : Solanales
             Famili               : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
                     Genus               : Ipomoea
                     Spesies: Ipomoea reptana Poir.
1.      PersiapanLahan
     
Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.
2.      Pemupukan
        Bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.
3.      Penanaman
        Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 – 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan (baris).
4.       Pemeliharaan
        Yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air, bila tidak turun hujan harus dilakukan
penyiraman. Hal lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit.

è  Dengan status tanah milik sendiri, tanaman yang dominan dalam satu lahan ini adalah terung dan yang kedua adalah kangkung
è  Karena yang dominan adalah terung , maka yang dihitung dahulu adalah terung (yang lebih spesifik perhitungannya)







D.    Perhitungan
1.      Penyiapan Lahan
-                     Lahan yang dimiliki sebesar 150 m2
-          Pembuatan bendengan untuk pembibitan terung

Rp 0,00 (lahan milik sendiri)

Rp 150.000,00
2.      Pembibitan
-          Membeli bibit terung @Rp10.000/Kg
Rp 5000,00
3.      Penanaman
-          Upah tenaga kerja
Rp 0,00 (tidak menggunakan tenaga kerja)
4.      Pemeliharaan
-          Pemupukan
·         Harga pupuk Urea @Rp90.000/sack
·         Harga pupuk Posca @Rp115.000/sack
-          Pengairan
·         Penggunaan diesel
·         Pembelian solar
-          Pembelian obat




Rp 90.000,00

Rp 115.000,00

Rp            0,00 (punya sendiri)
Rp    24.000,00
Rp    30.000,00
----------------- +
Rp 259.000,00
5.      Panen
-          Penjualan terong @1.500/Kg
menghasilkan ± 85Kg dalam panen 4 kali dalam 1 bulan
TOTAL

Rp. 127.500,00


Rp 127.500,00 x 4 = Rp 510.000,00
6.      Pasca Panen
-          Penggunaan transpor untuk menjual dari sawah ke pasar

Rp 15.000,00
7.      Pembelian sarana produksi
-          Cangkul
-          Sabit

Rp 100.000,00
Rp 25.000,00
Karena dalam satu lahan/sawah menggunakan sistem tumpang sari, maka pendapat petani menjadi 2 sumber yaitu dari penjualan terung dan kangkung
Perhitungan untuk tanaman kangkung
1.      Pembibitan
-          Pembelian bibit @Rp25.000/Kg
Rp 150.000,00
2.      Panen
-          Saat panen kangkung 1 bulan sekali, harga jual @Rp1000/Kg  (menghasilkan 1 ton =1000 Kg)
Rp 1.000.000,00
·         Keuntungan = {Hasil panen Terung dan Kangkung} - {Penyiapan lahan + Pembibitan(terung dan kangkung) + Penananaman + Pemeliharaan + Pasca panen}
·         {Rp 510.000,00 + Rp 1.000.000,00} – {Rp 150.000,00 + (Rp 5000,00 + Rp 150.000,00) + Rp 0,00 +Rp 259.000,00 +Rp 15.000,00}
·         Rp 1.510.000,00 - Rp 579.000,00 = Rp 931.000,00

E.     Kesimpulan
1.      Biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh petani tersebut sebesar Rp 579.000,00
2.      Biaya operasional meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaaan dan pasca panen
3.      Petani terung dan kangkung yang menggunakan sistem tumpang sari tersebut memperoleh keuntungan sebesar Rp 931.000,00


Daftar Pustaka
Anonim 2010. Terung.http://www.id.wikipedia.org Diakses pada 27 November 2012
Anonim 2001. kangkunghttp://www.plantamor.com Diakses pada 27 November 2012
Anonim 2004. Tumpangsari http://www.tipspetani.blogspot.com Diakses pada 27 November 2012

Adib Fauzan Rahman (H0712004)
Aini Nurjanah (H0712010)
Aprilia Kusuma Wardani (H0712027)
            

1 comment:

  1. I like reading a post that can make men and women think. Also, thank you for allowing me to comment!
    Situs Indonesia

    ReplyDelete