Wednesday, December 18, 2013

MAKALAH PERLINDUNGAN TANAMAN Penyakit pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)


BAB I
PENDAHULUAN

Cokelat adalah sebutan untuk makanan yang diolah dari biji kakao. Cokelat umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan di hari raya. Cokelat juga telah menjadi salah satu rasa yang paling populer di dunia, selain sebagai cokelat batangan yang paling umum dikonsumsi, cokelat juga menjadi bahan minuman hangat dan dingin.
Perkebunan kakao skala besar atau perkebunan rakyat, pernah terjadi serangan penyakit tanaman. Pada seluruh bagian tanaman kakao mulai dari akar, batang, daun , buah dapat diserang penyakit. Usaha penanganan penyakit yang menyerang kakao tidak hanya jenis penyakitnya yang perlu diperhatikan, tetapi juga lingkungan serta tanaman inang alternatifnya juga harus diperhatikan. Salah satu factor lingkungan yang paling berpengaruh adalah curah hujan, kelembaban, dan suhu. Apabila tanaman mengalami kerusakan akibat penyakit, tindakan yang dilakukan adalah melakukan diagnosis. Tindakan ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan pengendalian. Apabila ada serangan suatu penyakit yang kurang merugikan belum perlu dikendalika, tetapi tetap perlu diperhatikan, karena suatu serangan penyakit yang kurang merugikan ini daya merusaknya bias meningkat jika mendapat inang yang rentan dan kondisi lingkungan yang mendukung.
            Penanganan serangan penyakit bisa dilakukan dengan memadukan beberapa teknik yang sesuai. Tujuannya untuk mengurangi kegagalan dan menjaga kelestarian lingkungan. Berdasarkan diagnosis yang tepat, pengetahuan epidemiologi (laju pertumbuhan penyakit), dan kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit, maka dapat disusun suatu strategi penanganan yang efektif dan efisien. Berikut akan dibahas beberapa penyakit yang menyeang tanaman kakao.


BAB II
PEMBAHASAN 

          Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa di sektor non migas. Dalam melakukan budidaya kakao terdapat kendala yang dapat menurunkan produksi dan mutu kakao yaitu berupa serangan hama dan penyakit. Keberhasilan pengendalian hama dan penyakit sangat ditentukan oleh pengetahuan tentang penyebab kerusakan tersebut. Oleh karena itu pengenalan jenis hama dan penyakit pada kakao dan gejalanya sangat diperlukan agar dalam usaha pengendaliannya dapat berhasil dengan baik.
          Berdasarkan pada konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yang di definisikan sebagai suatu konsep/pemikiran/program dalam mengatasi masalah hama dan penyakit didasarkan pada beberapa pertimbangan ekologis, ekonomis dan biologis.
Adapun pemakaian pestisida merupakan alternatif terakhir dalam pengendalian hama terpadu. Beberapa penyakit yang menyerang tanaman kakao antara lain:

1.        Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora)
Gambar 11  : 
       Ordo : Pythiales
       Famili : Pythiaceae
        Genus : Phytophthora
       Spesies : Phytophthora palmivora  
Bioekologi :
Jamur ini mengadakan infeksi pada buah dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya. P. palmivora terutama dapat bertahan dalam tanah. Dari sini jamur dapat terbawa oleh percikan-percikan air hujan ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi, dalam beberapa hari jamur pada buah bisa sudah dapat menghasilkan banyak sporangium. Sporangium ini dapat terbawa oleh percikan air, atau oleh angin, dan mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Jamur yang berada dalam tanah dapat juga terangkut oleh serangga-serangga, seperti semut, sehingga mencapai buah-buah yang tinggi. Dari buah yang tinggi sporangium dapat terbawa oleh air ke buah-buah di bawahnya. Dari buah yang sakit jamur dapat berkembang melalui tangkai dan menyerang bantalan buah dan dapat berkembang terus sehingga menyebabkan terjadinya penyakit kanker batang. Dari sini kelak jamur dapat kembali menyerang buah. Berat ringannya penyakit busuk buah ditentukan oleh banyak faktor, antara lain kelembapan udara, curah hujan, cara bercocok tanam, banyaknya buah pada pohon, dan jenis tanaman.
       Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Buah kakao yang terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah dengan cepat menyebar ke seluruh buah. Buah menjadi busuk dalam waktu 14-22 hari. Pada permukaan buah yang sakit tadi timbul lapisan yang berwarna putih bertepung. Jamur juga masuk ke dalam buah dan menyebabkan busuknya biji-biji. Tetapi kalau penyakit timbul pada buah yang hampir masak, biji-biji masih bisa dipungut dan dimanfaatkan. 
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.    Mengurangi kelembapan kebun, misalnya dengan memperbaiki drainase, memangkas tanaman kakao dan pohon pelindung dengan teratur, dan mengendalikan gulma.
b.    Mempertahankan serasah sebagai mulsa di sekitar pangkal batang.
c.    Memanen buah yang masak secara teratur sambil membersihkan buah-buah yang sakit. Buah yang sakit beserta dengan kulit buah (cangkang) dipendam cukup dalam sehingga paling sedikit tertutup tanah setebal 10 cm.
d.   Buah diselubungi dengan plastic untuk mengendalikan busuk buah dan penggerek buah kakao.
e.    Selama musim penghujan buah-buah disemprot dengan fungisida.
2.        Kanker Batang
Gambar  :
         Ordo : Pythiales
         Famili : Pythiaceae
         Genus : Phytophthora
         Spesies : Phytophthora palmivora  

Bioekologi :
Jamur ini mengadakan infeksi pada buah dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya. P. palmivora terutama dapat bertahan dalam tanah. Dari sini jamur dapat terbawa oleh percikan-percikan air hujan ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi, dalam beberapa hari jamur pada buah bisa sudah dapat menghasilkan banyak sporangium. Sporangium ini dapat terbawa oleh percikan air, atau oleh angin, dan mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Jamur yang berada dalam tanah dapat juga terangkut oleh serangga-serangga, seperti semut, sehingga mencapai buah-buah yang tinggi. Dari buah yang tinggi sporangium dapat terbawa oleh air ke buah-buah di bawahnya. Dari buah yang sakit jamur dapat berkembang melalui tangkai dan menyerang bantalan buah dan dapat berkembang terus sehingga menyebabkan terjadinya penyakit kanker batang. Jika buah yang terserang P. palmivora tidak segera dipetik, jamur akan berkembang melalui tangkai buah dan menginfeksi kulit batang atau cabang. Dari sini kelak jamur dapat kembali menyerang buah. Jamur tidak dapat menginfeksi batang yang sehat, kecuali kalau terdapat luka-luka, misalnya luka karena serangga.
Faktor-faktor yang membantu pada busuk buah akan membantu kanker batang. Namun kalau usaha pemetikan buah sakit dilakukan dengan teliti, kanker batang hanya akan sedikit menimbulkan kerugian. Pada pohon yang sehat biasanya hanya terjadi kanker-kanker kecil. Gangguan yang berat biasanya menunjukkan adanya faktor lingkungan yang kurang baik atau tindakan agronomi yang kurang tepat.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Yang dimaksud dengan kanker dalam ilmu penyakit tumbuhan adalah luka yang berbatas jelas pada kulit, dikelilingi oleh jaringan kalus, yang seringkali terbuka sehingga kayu tampak dari luar.
Pada penyakit kanker batang kakao pada batang atau cabang yang besar terdapat tempat yang warnanya lebih gelap dan agak mengendap. Pada tanaman yang sangat rentan tempat ini sering mengeluarkan cairan kemerahan, yang setelah mongering tampak seperti lapisan karat pada permukaan kulit. Gejala ini sukar terlihat karena tertutup oleh lapisan luar kulit, lebih-lebih kalau permukaan batang tertutup oleh lumut atau lumut kerak. Kalau lapisan kulit luar dikorek, tampak bahwa lapisan kulit bagian dalam berwarna merah kecoklatan. Bercak ini dapat meluas dengan cepat sehingga banyak kulit produktif yang rusak.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.    Buah-buah yang bergejala busuk buah harus segera dipetik dan dipendam karena busuk buah berkaitan dengan timbulnya kanker batang.
b.    Perlu diusahakan agar infeksi pada kulit dapat segera diketahui. Pada bagian yang sakit kulit luar (kerak) dikorek, sehingga kulit dalam terlihat.
c.    Pemeliharaan kebun yang dilakukan sebaik-baiknya akan meningkatkan ketahanan pohon-pohon. Lebih-lebih kalau usaha ini disertai dengan pembersihan buah-buah sakit dengan daur yang pendek, misalnya seminggu sekali.
3. Vascular Streak Dieback (VSD)
Gambar  :
      Ordo : Uredinales
      Kelas : Basidiomycetes
      Genus : Oncobasidium
       Spesies : Oncobasidium theobromae

Bioekologi :
O. theobromae adalah jamur yang sangat unik, merupakan satu-satunya jenis Basidiomycotina yang menginfeksi xylem, dipencarkan oleh angin, menginfeksi daun. Sifatnya mendekati sifat jamur yang biotrofik. O. theobromae membentuk Basidiospora yang hanya pada waktu malam, dan disebarkan oleh angin. Dengan cara ini jamur tidak dapat tersebar jauh, karena kelembapan tinggi pada umumnya hanya terjadi bila udara tenang. Untuk pembentukan Basidiospora tubuh buah jamur harus basah diwaktu malam. Adanya hujan malam yang diikuti dengan embun akan membantu penyebaran penyakit.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Satu atau dua daun pada flush kedua atau ketiga di belakang titik tumbuh menguning secara khas. Pada daun ini terjadi bercak-bercak hijau kecil yang berbatas tegas, yang tersebar pada latar belakang kuning. Daun yang sakit akan gugur beberapa hari setelah menguning. Pada ranting yang bersangkutan terjadi gejala ompong, satu atau dua daun gugur, sedangkan beberapa daun di sebelah bawah dan atasnya masih lengkap.  Jika lapisan permukaan dari bekas tangkai daun yang sudah gugur disayat, terlihat adanya tiga noktah yang berwarna coklat kehitaman. Lalu adanya garis-garis berwarna coklat pada berkas pembuluh (vascular streak) yang terlihat pada penampang membujur cabang dan ranting-ranting mati dari ujungnya (dieback).
            Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.    Penanaman kultivar yang tahan terhadap penyakit ini.
b.    Melakukan pemangkasan untuk menghilangkan ranting atau cabang yang sakit yang mengandung jamur (sanitasi) dan untuk mengurangi kelembapan kebun.
c.    Pembibitan dibuat jauh dari kebun yang berpenyakit agar pembibitan menghasilkan bibit yang sehat.
4. Jamur Upas
Gambar  :
       Ordo : Stereales
       Famili : Corticiaceae
       Genus : Corticium
        Spesies : Corticium salmonicolor

Bioekologi :
Jamur upas dipencarkan oleh Basidiospora yang terbawa oleh angin. Basidiospora tidak dapat terangkut jauh dengan tetap hidup karena mempunyai dinding tipis dan hanya terbentuk bila udara lembap (udara yang lembap hanya terjadi kalau udara tenang). Adanya infeksi jamur upas pada satu pohon berarti bahwa sumber infeksi berada di sekitarnya. Selain dari cabang kakao yang sakit, infeksi bisa terjadi dari bermacam-macam tanaman inang seperti karet, kopi, pala, lada, jeruk, melinjo, nangka, jati, dan damar. Penyakit dibantu oleh kelembapan udara yang tinggi, sehingga terdapat dalam kebun yang gelap, dan pada musim hujan.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Infeksi jamur ini pertama kali terjadi pada sisi bagian bawah cabang ataupun ranting. Apabila menyerang ranting dan cabang kecil umumnya tidak menimbulkan kerugian yang berarti, karena dengan memotong ranting/cabang kecil yang terserang cukup untuk mengendalikan jamur ini dan tumbuhnya bunga pada ranting dan cabang kecil tidak kita harapkan.
Serangan  dimulai dengan adanya benang-benang jamur tipis seperti sutera, berbentuk sarang laba-laba. Pada fase ini jamur belum masuk ke dalam jaringan kulit. Pada bagian ujung dari cabang  yang sakit, tampak daun-daun layu dan banyak yang tetap melekat pada cabang, meskipun sudah kering.
        Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu memotong cabang/ranting sakit sampai 15 cm pada bagian yang masih sehat; membersihkan /mengeruk benang-benang jamur pada gejala awal dari cabang yang sakit, kemudian diolesi dengan fungisida. Cara kedua adalah dengan kultur teknis, yaitu pemangkasan pohon pelindung untuk mengurangi kelembaban kebun sehingga sinar matahari dapat masuk ke areal pertanaman kakao.

5. Penyakit Antraknose
Gambar  :
         Ordo : Melanconiales
         Famili : Melanconiacea
         Genus : Colletotrichum
        Spesies : Colletotrichum gloeosporioide 
Bioekologi :
Penyakit ini tersebar melalui spora yang terbawa angin ataupun percikan air hujan. Penyakit cepat berkembang terutama pada musim hjan dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Pada daun muda nampak bintik-bintik coklat tidak beraturan dan dapat menyebabkan gugur daun. Ranting gundul berbentuk seperti sapu dan mati. Pada buah muda nampak bintik-bintik coklat yang berkembang menjadi bercak coklat berlekuk (antraknose).  Buah muda yang terserang menjadi layu, kering, dan mengeriput. Serangan pada buah tua akan menyebabkan gejala busuk kering pada ujungnya.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan memangkas cabang & ranting yang terinfeksi, mengambil buah-buah yang sakit dikumpulkan dan ditanam atau dibakar. Melakukan pemupukan (N,P,K) satu setengah kali dosis anjuran. Pengaturan naungan sehingga tajuk pohon kakao tidak terkena sinar matahari langsung dan perbaikan drainase tanah untuk menghindari genangan air di dalam kebun.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyakit tanaman utama pada tanaman kakao antara lain : Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora), Kanker Batang, Vascular Streak Dieback (VSD), Jamur Upas, Penyakit Antraknose.
2. Pengendalian penyakit tanaman kakao berbeda untuk tiap penyakit untuk itu harus dilakukan pengendalian penyakit secara benar dengan berpedoman dengan konsep PHT




DAFTAR PUSTAKA

            Andriani 1998.  Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Jember: Pustaka utama
Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan N.F. Johnson 1989. An Introduction to the Study of Insects. Sixth Edition. Harcourt Brace College Publishers, Fort Worth, TX, USA.
Nuraini, Siti, Sri Widyaningsih, Riyatno, A. Sipayung dan H. Suhartawan 1996. Pedoman Pengembangbiakan Burung Hantu, Tyto alba, Sebagai Predator Tikus di Areal Tanaman Perkebunan. Jakarta: Departemen Pertanian

            

No comments:

Post a Comment