Oleh : Adib Fauzan Dkk. H0712004 Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pertanian adalah
merupakan salah satu usaha yang bisa menunjang kehidupan masyarakat dalam
kehidupannya yang saat ini memang telah banyak digeluti oleh masyarakat kecil
maupun masyarakat tingkat sedang. Namun, sebagian besar masyarakat kecil masih
terhambat oleh kurangnya pengembangan teknologi yang memang sangat dibutuhkan
sekarang sebagai pembantu dalam mengelolah lahan petanian maupun hasil-hasil
pertanian. Keterbatasan inilah yang sekarang menjadi bahan untuk dipecahkan
bersama-sama guna membantu para petani dalam mengembangkan usahanya dalam bertani.
Kemudian selain
dari pada itu, pengembangan teknologi juga dibutuhkan sebagai pembaruan dari
usaha tani tradisional guna lebih meningkatkan lagi produktivitas hasil
pertanian. Usaha yang telah dilakukan dalam mengembangkan usaha tani juga
memang penting karena pengembangan teknologi dalam bidang usaha pertanian
ditujukan agar dapat membantu para petani dalam mendapatkan keuntungan yang
lebih besar lagi sebagaimana yang diharapkan oleh semua petani.
Pengembangan
teknologi dalam bidang pertanian tentunya harus dilakukan dengan memperhatikan
sistem pertanian yang digunakan yang didalamnya mencakup berbagai macam cara
dalam mengembangkan hasil pertaian selain daripada teknologi. Pengetahuan yang
seperti ini seharusnya menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha tani
apabila kita ingin mendapatkan keuntugan yang besar. Hal-hal yang seperti
inilah yang seharusnya petani perhatikan terlebih dahulu ketika ingin memulai usaha
tani agar tidak mendatangkan kerugian. Selain itu, peran pemerintah juga
dibutuhkan guna memberi pengetahuan berupa sosialisasi ketika ada pengembangan
metode pertanian maupun pengembangan alat-alat pertaian yang dapat membantu
megurangi beban para petani.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
perkembangan teknologi pertanian yang ada di Indonesia?
2. Bagaimanakah
perkembangan sistem pertanian di Indonesia?
3. Bagaimanakah
perkembangan pembangunan pertanian di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agronomi dan Ruang Lingkup Agronomi
Agronomi dapat diistilahkan sebagai
produksi tanaman, dan diartikan suatu usaha pengelolaan tanaman Agonomi berasal
dari : Agros = Tanaman dan Nomos = Pengelolaan. Jadi Agronomi adalah ilmu yang
mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian di sebidang lahan dengan input
minimal dan menghasilkan output yang maksimal. Menurut Sadjad (1976) Agronomi
sebagai cabang ilmu-ilmu pertanian yang mencakup pengelolaan lapang produksi
dan menghasilkan produksi maksimum. Sedangkan Setyati (1982) megemukakan Ilmu
Agronomi merupakan ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan
lingkungannya untuk memperoleh produksi maksimum. Produksi maksimum bermakna
hasil produksi yang dihasilkan maksimal baik kuantitatif maupun kualitatif.
Pengelolaan dilakukan pada berbagai tingkatan dari sederhana sampai maju, dan
pada saatnya tingkat efektivitas dan efisiensi temyata dipengaruhi oleh tingkat
budaya manusianya.
Agronomi meliputi 3 aspek pokok, yaitu
Aspek pemuliaan tanaman, Aspek fisiologi tanaman, Aspek ekologi tanaman.
Pemuliaan Tanaman adalah ilmu pengetahuan untuk menciptakan tanaman yang lebih
baik melalui perbaiakan genetik. Selain itu pemuliaan tanaman merupakan suatu
metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia, hasil dari kegiatan pemuliaan tanaman yaitu
berupa tanaman unggul.
Ekologi diartikan interaksi antara organisme dengan lingkungannya serta organisme dengan organisme yang lainnya di
suatu tempat. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat")
dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Fisiologi tumbuhan adalah Ilmu yang mempelajari bekerjanya sistem kehidupan di
dalam tubuh tumbuhan dan tanggapan terhadap pengaruh lingkungan
sekitarnya yang menggabungkan aspek fisika, kimiawi, dan biologi
di dalam tumbuhan.
B. Pengertian pertanian
Negara kita terkenal dengan sebutan sebagai Negara
Agraris bahkan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pernah dijuluki dengan
sebutan negara Macan Asia karena kekuatan Pertanian dengan Swasembada
Pangannya. Namun apakah anda tahu pengertian dari Pertanian itu sendiri? Banyak
pakar ilmuan terutama di bidang pertanian dalam mendefinisikan kata “Pertanian”
itu sendiri baik secara arti sempit maupun dalam arti luas. Kali ini saya
merangkum beberapa pengertian pertanian dari berbagai sumber yang mungkin anda
bisa simpulkan sendiri apa itu “PERTANIAN”.
Salah satu sektor perekonomian adalah pertanian,
yang merupakan penerapan akal dan karya manusia melalui pengendalian proses
produksi biologis tumbuh-tumbuhan dan hewan, sehingga lebih bermanfaat bagi
manusia. Tanaman dapat diibaratkan sebagai pabrik primer karena dengan memakai
bahan dasar langsung dari a1am dapat menghasilkan bahan organik yang bermanfaat
bagi manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Pertanian Dalam Arti Luas, semua yang mencakup
kegiatan pertanian (tanaman pangan dan hortikultura), perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan.
Saat
ini, kegiatan pertanian dalam arti luas ditangani oleh tiga departemen, yaitu
Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, dan Departemen Kelautan dan
Perikanan. Adapun sebelum diputuskan ketiga departemen tersebut telah mengalami
beberapa perubahan diantaranya:
1. tahun
1980 = Departemen Pertanian
2. tahun
1987 = Departemen Pertanian dan Departemen Kehutanan
3. tahun
2000 = Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan dan Perkebunan, serta
Departemen kelautan dan Perikanan
4. tahun
2002 = urusan perkebunan dikembalikan kedalam Departemen Pertanian, sehingga
sejak saat itu kegiatan pertanian dalam arti luas ditangani oleh ketiga
departemen (Pertanian, Kehutanan, Kelautan&Perikanan)
Pertanian Dalam Arti Sempit, suatu
budidaya tanaman kedalam suatu lahan untuk mencukupi kebutuhan manusia. Secara
sederhana, Mosher (1966) mengartikan pertanian sebagai turutnya campur tanagan
manusia dalam perkembangan tanaman dan atau hewan, agar dapat lebih baik
memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kehidupan keluarga dan atau masyarakatnya. Turutnya campur tangan manusia tersebut, dilakukan
melalui mobilisasi sumberdaya (sendiri dan dari luar) dan pemanfaatanya kearah:
1.
Peningkatan produksi, melalui intensifikasi (sapta
usaha tani) dan ekstensifikasi (perluasan area/skala usaha)
2.
Diversifikasi, yaitu keragaman usaha
3.
Efisiensi usaha, yaitu peningkatan pendapatan
4.
Perbaikan mutu, melalui standardisasi dan
pengelompokan (sortasi), pengolahan, pembungkusan (packing) dan pemberian merk
(branding)
5.
Pengolahan limbah, yaitu pemanfaatan limbah menjadi
produk yang bermanfaat (biogas, kompos, dll)
6.
Perbaikan dan pelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup (Rehabilitasi dan konservasi
Dalam beberapa pengertian tersebut, pertanian memiliki
makna ganda, baik sebagai profesi dan sebagai perubahan sosial dan kebudayaan.
Dan tanaman dapat diibaratkan sebagai
pabrik primer karena dengan memakai bahan dasar langsung dari alam dapat
menghasilkan bahan organik yang bermanfaat bagi manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Tanaman pertanian
merupakan tanaman hasil pertanian yang meliputi hasil sawah, tegal
dan ladang. Contoh tanaman pertanian adalah padi,
sayur-sayuran, buah-buahan, gandum dan ubi.
C. Perkembangan Pertanian di Indonesia
Dalam proses perkembangan tidak terlepas dari visi pertanian Indonesia. Visi pertanian
Indonesia adalah menjadi
pertanian tangguh dan modern berbasis pada pengelolaan sumberdaya alam secara
berkelanjutan yang menjamin ketahanan, keamanan dan mutu pangan, penyediaan
bahan baku industri dan kesejahteraan petani, serta berdaya saing global. Selain
itu perkembangan pertanian tidak
lepas dari sejarah perkembangan dari masyarakatnya zaman dulu hingga sekarang :
- Era pertanian dahulu: masih dengan sistem nomaden
yaitu masyarakatnya dalam pemenuhan hidupnya sehari-hari masih menggunakan
sistem berburu dan semi nomaden
yaitu masyarakatnya sudah mulai bercocok tanam dan juga masih menggunakan
sistem berburu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
- Era pertanian modern : pertanian yang sudah
mengalami kemajuan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
berbagai terobosan-terobosan dan teknologi-teknologi baru.
Kemudian dalam proses perkembangan pertanian di
Indonesia ada tiga pola pertanian yang saling berpengaruh, antaralain yaitu :
- Pertanian konvensional : Pertanian ini mengandalkan input dari luar sistem
pertanian, berupa energi, pupuk, pestisida untuk mendapatkan hasil
pertanian yang produktif dan bermutu tinggi.
- Pertanian Konservasi
: pertanian yang
mengandalkan dan berusaha mempertahankan kelestarian alam. Petani pada pertanian
konservasi biasanya lebih mengutamakan kelestarian dan biasanya
produktivitas rendah.
- Pertanian Teknologi Tinggi : pertanian ini memerlukan
input tinggi, baik berupa teknologi, bahan-bahan kimia maupun energi. Pada
pertanian teknologi tinggi ini dilakukan oleh pemodal besar karena biaya
pertanian untuk cukup besar.
Di Indonesia terdapat berbagai macam sistem
pertanian. Dan dalam setiap sistem memiliki tingkat efisiensi teknologi yang
berbeda-beda yaitu :
- Sistem ladang : belum berkembang, pengelolaan sangat
sedikit, produktivitasnya
tergantung lapisan humus awal.
- Sistem tegal pekarangan : di lahan kering ,
pengelolaannya masih rendah , terdapat tanaman campuran, baik tahunan
maupun musiman
- Sistem sawah : teknik budidaya tinggi , sistem
pengelolaan yang sudah baik (tanah, air dan tanaman), stabilitas
kesuburannya lebih baik.
- Sistem perkebunan : khusus tanaman perkebunan yang menghasilkan bahan-bahan yang dapat diekspor, tingkat manajemen sudah maju.
D. Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian merupakan salah satu hal yang
dicapai ketika perkembangan pertanian terlaksana. Mau tidak mau dalam
perkembangan pertanian akan menemui pembangunan ini karena berkembangnya
pertanian dicapai melalui pembangunan yang berkelanjutan. Dalam pembangunan
pertanian harus ditentukan arah yang jelas agar mudah dalam pencapaian tujuan
pembangunan tersebut. Arah pembangunan pertanian yaitu:
1.
Peningkatan produksi pertanian
Arah ini harus dilakukan karena ini merupakan salah
satu tujuan dari pembangunan pertanian yaitu meningkatkan produksi pertanian.
Dengan peningkatan produksi pertanian
maka secara tidak langsung meningkatkan pembangunan pertanian tersebut. Maka
harus dilakukan hal-hal khusus untuk meningkatkan produksi pertanian agar laju
pembangunan semakin cepat.
2.
Peningkatan pendapatan usaha tani
Dalam pembangunan pertanian harus dicapai
peningkatan pendapatan usaha tani, karena ketika pendapatan pertanian meningkat
maka perkembangan pertanian akan semakin meningkat.
3.
Peningkatan kesejahteraan dan taraf
hidup petani
Saat kesejahteraan dan taraf hidup petani meningkat
maka akan banyak yang berminat di pertanian dan perkembangan pertanian akan
berjalan. Saat banyak yang berminat karena kesejahteraan dan taraf hidup petani
terjamin maka akan banyak yang berpartisipasi dan pembagunan akan berlangsung.
4.
Penyediaan lapangan dan kesempatan kerja
Salah satu arah pembangunan yaitu menyediakan
lapangan kerja. Pembangunan pertanian yang akan meluaskan lapangan pekerjaan
juga akan membutuhkan pekerja sehingga secara langsung meniingkatkan penyediaan
lapangan kerja.
5.
Perolehan pendapatan devisa
Salah
satu arah pembangunan pertanian yaitu memperoleh devisa yaitu dengan mengekspor
hasil pertanian. Dan ekspor dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu dan
kualitas produksi pertanian.
Dalam
pembangunan pertanian harus memiliki pula tujuan yang jelas dan harus mencapai
kesejahteraan bagi petani dan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Hal
tersebut dapat dicapai melalui:
1.
Agribisnis
2.
Pemanfaatan Iklim
3.
Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati
4.
Kesesuaian Lahan
5.
Ketersediaan Tenaga Kerja
6.
Pemanfaatan Peluang Pasar
Selain
itu harus diperhatikan sumber daya pertanian yang dapat mempercepat pembangunan
pertanian, SDM tersebut meliputi:
1. Pemerintah
Pusat
2. Pakar
Perguruan Tinggi
3. Mahasiswa
4. Penyuluh
Pertanian
5. Petani
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahwa
perkembangan pertanian terdiri atas dua yaitu massyarakat dahulu dan masyarakat
modern. Di Indonesia terdapat tiga pola
perkembangan pertanian yaitu Pertanian
Teknologi Tinggi, Pertanian Konservasi
dan Pertanian konvensional.
Perkembangan pertanian di Indonesia sekarang ini masih belum
maksimal dikarenakan SDM perkembangan pertanian di Indonesia masih kurang
professional dan kurang adanya sinergi antar sumber daya manusia. Akan tetapi
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan sarana prasarana dalam dan pendidikan di
bidang pertanian agar menciptakan SDM yang lebih berkualitas.
B.
Saran
Sebaiknya pemerintah
lebih memperhatikan sarana prasarana dalam dan pendidikan di bidang pertanian
agar menciptakan SDM yang lebih berkualitasagar perkembangan pertanian lebih
maju dan pembangunan pertanian semakin pesat.
Daftar
Pustaka
Anonim.
2008. Ilmu
Lingkungan. ITB
Press. Bandung
Fatchurrohim.
M. 2002. Hubungan Pemupukan dengan Absorbsi Hara dan Produktivitas Kedelai.
Seminar Lembaga Pusat Penelitian Pertanian.
Kobata and Uemuki.2004.Effect of high temperature
at ripening stage on the reserve accumulation in seed in some rice cultivars.
Plant Prod. Science. 4:160-168.
Weerakoon, W. M. W.,
Maruyama, A. and Ohba, K. 2008. Impact of humidity on temperature induced grain sterility in
rice (Oryza sativa L). J. Agron.
and Crop Sci. 194:135-140.
Yudi,
Abror. 2007. Teknik Budidaya Kedelai. Jurnal Agrivita 11(2) : 17-21. Balitbag. Bogor
Zakaria, S. 2005. Effect of
temperature in ripening stage on the appearance of nucellar epidermis and
reserves accumulation in endosperm of rice (Oryza sativa L.). Jurnal Agrista.
penyusun
Abdul Latif (H0712001)
Adi Aribowo (H0712002)
Adi Prabu M (H0712003)
Adib Fauzan R (H0712004
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2013