Oleh : Adib Fauzan H0712004 Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh : Adib Fauzan H0712004 Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS
BAB IA. Kakao di Indonesia
Theobroma
cacao adalah nama biologi yang diberikan pada pohon kakao oleh Linnaeus pada
tahun 1753. Menurut Sillane (1995) tempat alamiah dari genus Theobroma adalah
di bagian hutan tropis dengan banyak curah hujan, tingkat kelembaban tinggi,
dan teduh. Dalam kondisi seperti ini Theobroma cacao jarang berbuah dan hanya
sedikit menghasilkan biji.
Penaung kakao sangat diperlukan dalam mengatur
intensitas penyinaran sinar matahari, tinggi suhu, kelembaban udara, menahan
angin, menambah unsur hara dan organik, menekan tumbuhan gulma, dan memperbaiki
struktur tanah. Susanto (1994) menyatakan bahwa intensitas sinar matahari untuk
tanaman muda yang berumur 12 - 18 bulan sekitar 30 – 60 %. Sedangkan untuk
tanaman yang sudah produktif intensitas penyinaran adalah 50 – 75 % .
Kakao
merupakan satu-satunya di antara 22 jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae
yang diusahakan secara komersial. Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematika
tanaman ini sebagai berikut :
Klasifikasi botani
tanaman kakao adalah sebagai berikut:
Divisio :
Spermatophyta
Sub dvisi : Angioospermae
Class :
Dicotyledonae
Sub class : Dialypetalae
Ordo
: Malvales
Familia :
Stercukiceae
Genus : Theobroma
Spesies :
Theobroma cacao L.
Poedjiwidodo
(1996) berpendapat kakao dibawa oleh orang Spanyol ke Indonesia sekitar tahun
1560 melalui Filipina ke daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Di daerah itu kakao
ditanam sebagai tanaman campuran di pekarangan, dan baru dikembangkan secara
luas pada tahun 1820. Pada tahun 1845 tanaman ini terserang penggerek buah
kakao (PBK) dan karena ditanam tanpa naungan maka umur tanaman hanya mencapai
12 tahun.
Data
dari International Cocoa Organization menunjukan bahwa Indonesia adalah
penghasil kakao nomer 3 di dunia dengan angka 480.000 ton/tahun pada tahun
2011/2012. Permasalahan kakao di Indonesia sebagian besar terletak pada
teknologi pasca panen yaitu mutu yang rendah yang di akibatkan proses
fermentasi kurang tuntas, biji tidak cukup kering, kadar kulit yang tinggi
serta kadar keasaman yang tinggi. Teknologi pasca panen yang benar dan sesuai
prosedur diharapkan mampu meningkatkan mutu kakao yang diproses dari industry
kakao di Indonesia.
B. Jenis Kakao di Indonesia
Sesungguhnya terdapat
banyak jenis tanaman cokelat, namun jenis yang paling banyak ditanam untuk
produksi cokelat secara besar-besaran hanya 3 jenis
yaitu:
1. Jenis
Criollo
Terdiri dari Criollo
Amerika Tengah dan Criolla Amerika Selatan. Jenis ini menghasilkan biji cokelat
yang mutunya sangat baik dan dikenal sebagai : cokelat mulia, fine flavour
cocoa, choiced cocoa, edel cocoa. Buah berwarna merah hijau, kulit buahnya
tipis berbintil-bintil kasar dan lunak. Biji buahnya berbentuk bulat telur dan
berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih pada waktu basah, Jenis cokelat
ini terutama untuk blending atau banyak dibutuhkan oleh pabrik-pabrik untuk
pembutan produk-produk cokelat yang bermutu tinggi. Negara-negara penghasil
cokelat ini adalah : Venezuela, Equador, Trinidad, Grenada, Srilangka, Indonesia,
Samoea, Jamanica, Suriname dan sebagian kecil West Indian.
2. Jenis
Forastero
Banyak diusahakan
diberbagai negara produsen cokelat dan menghasilkan biji cokelat yang mutunya
sedang atau bulk cocoa, atau dikenal juga sebagai ornidary cocoa Jenis cokelat
ini berasal dari Bahai (Brazil), Amelando (Afrika Barat), dan cokelat dari
Ecuador. Buahnya berwarna hijau, kulitnya tebal. Biji buahnya tipis atau gepeng
dan kotiledon berwarna ungu pada waktu basah.
3. Jenis
Trinitarion
Merupakan campuran atau hybrida dari
jenis Criollo dengan jensi Fotastero secara alami, sehingga cokelat jenis ini
sangat heterogen. Cokelate Trinitario menghasilkan biji yang termasuk fine
flavour cocoa dan ada yang termasuk bulk cocoa. Buahnya berwarna hijau atau
merah dan bentuknya bermacam-macam. Biji buahnya juga bermacam-macam dengan
kotiledon berwarna ungu muda sampai ungu tua pada waktu basah.
Wood (1987) menyatakan
bahwa varietas dari hasil persilangan secara alamiah Criollo dan Trinitario
dijumpai di Jawa, Sumatera, Suriname, Costa Rica, Panama, Venezuela, Timur, dan
Granada. Dari tipe Trinitario inilah maka dikembangkan sebagai klon, sehingga
lahirlah klon-klon DR ( Djati Runggo). Dengan penemuan klon-klon DR ini, maka
perkebunan di Jawa Tengah kini berkembang sampai ke Jawa Timur, Sumatera dan
daerah lainnya.
Hudayah (1985)
menyatakan jenis Criello dan Trinitario serta persilangan keduanya dikenal
sebagai penghasil kakao mulia (fine cacao). Pada biji kakao jenis ini tidak
ditemukan pigmen ungu, setelah difermentasi dan dikeringkan, biji berwarna
cokelat muda, dan bila disangrai memberi aroma yang kuat. Jenis Forastero
dikenal sebagai penghasil biji kakao lindak (bulk cacao) atau kakao curah. Biji
buah segar berwarna ungu, setelah mengalami proses fermentasi dan pengeringan
biji berwarna cokelat tua dan bila disangrai aromanya kurang kuat bila
dibandingkan dengan kakao mulia
BAB
II
PENGOLAHAN
PASCA PANEN KAKAO
A. Panen
Untuk menanam cokelat digunakan pisau tajam.
Bila buah tinggi maka pisau disambungkan dengan bambu. Pisau berbentuk L, dengan
bagian tengah agak melengkung. Selama memanen buah cokelat harus diusahakan
untuk tidak melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah. Pelukaan akan
mengakibatkan bunga tidak akan tumbuh lagi pada tempat tersebut untuk periode
berikutnya.
Pemanen buah cokelat hendaknya dilakukan
hanya dengan memotong buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Dengan
demikian tangkai buah pun tidak akan tersisa di batang/cabang sehingga tidak
menghalangi pembugaan pada period berikutnya.
B. Pemecahan Buah
Pemecahan
atau pembelahan buh kakao harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai
melukai atau merusak biji kakao.
Caranya
:
1.
Buah dipecah dengan menggunakan parang
pemukul kayu atau memukulkan buah satu sama lain
2.
Biji kakao dikeluarkan, sedangkan
empulur yang melekat pada biji dibuang
3.
Biji kakao yang sudah dikeluarkan
dimasukkan ke dalam ember plastik atau tempat lain yang bersih
4.
Harus dihindarkan kontak biji kakao
dengan benda-bendalogam karena dapat menyebabkan warna kakao menjadi kelabu.
C. Fermentasi
Tujuan
fermentasi adalah :
1. Mematikan lembaga
2. Menghancurkan pulp
3. Menimbulkan aroma
(membentuk calon aroma)
4. Memperbaiki warna
biji
Tujuan
utama fermentasi adalah untuk mematikan biji sehingga perubahan-perubahan
didalam biji akan mudah terjadi, seperti miasalnya warna keeping biji,
peningkatan aroma dan rasa, serta perbaikan konsistensi keeping biji. Tujuan
lainnya adalah untuk melepaskan pulp. Selama fermentasi biji beserta pulpnya
mengalami penurunan berat sampai 25 persen. Perubahan-perubahan biji selama
fermentasi meliputi peragian gula menjadi alcohol, fermentasi asam cuka, dan
menaiknya suhu. Disamping itu aroma pun meningkat selama proses fermentasi dan
pH biji mengalami perubahan.
Menurut
Siregar, (1964), dua perubahan besar terjadi selama proses fermentasi. Pertama
adalah berubahnya gula yang terdapat pada daging buah menjadi alkohol dan CO2
oleh ragi (Saccharomyces cerevisiae
dan Saccharomyces theobromae), yang
kedua adalah alkohol tersebut diubah menjadi asam asetat oleh bakteri Azetobacter sp. Panas dan asam yang
timbul oleh aktivitas
mikroorganisme
akan memecah sel-sel pulp menjadi cair .Biji cokelat difermentasikan didalam
kotak berlubang. Cara-cara tradisional seperti yang dilakukan di Afrika Barat,
yaitu dengan membungkus biji menggunakan daun pisang, selain membutuhkan waktu
lama juga kurang dapat merangsang terbentuknya aroma. Kotak fermentasi yang
terlalu dalam akan menyebabkan proses fermentasi hanya terjadi pada bagian
tengah saja. Kotak fermentasi sebaiknya dibuat dengan ukuran 1,83 m x 0,91 m
dengan kedalaman 0,15 m. Biji dibalikan setiap 48 jam, selama fermentasi
berlangsung.
Proses
fermentasi biasanya berlansung 4-6 hari. Pada tiap bak fermentasi sejak hari
pertama biji-biji cokelat masing-masing disimpan selama 12 jam, 24 jam, 24 jam
dan 24 jam, dan seterusnya. Untuk kemudahannya kotak fermentasi disusun
sedemikian rupa sehingga setiap hari biji dapat dimasukkan kedalam kotak
pertama (hari pertama fermentasi) dan yang telah selesai mengalami fermentasi
dapat diolah pada tahap berikutnya.
D. Pengeringan Biji Kakao
Tujuan
pengeringan adalah menurunkan kandungan air biji basah dari sekitar ± 60%
menjadi ± 7,5%. Pengeringan biji kakao ada 3 cara yaitu dengan penjemuran pada
sinar matahari, memakai alat pengeringan dan kombinasi keduanya.
Penjemuran dengan sinar matahari
1.
Biji kakao dijemur di atas balai bambu
dengan ketinggian ± 1 m dari tanah atau di atas alas tikar/sesek bambu.
2.
Tebal lapisan/komponen biji ± 3 cm
3.
Biji kakao dibalik setiap 1-2 jam sekali
supaya pengeringan merata.
4.
Lama penjemuran tergantung keadaan cuaca
dan tebalnya hamparan biji, biasanya berlangsung 7-10 hari.
Susanto
(1994) menyatakan pengeringan langsung dapat dilakukan dengan alat pengering
buatan yaitu oven dengan temperatur awal 35 - 45o C selama 24 jam dan sisanya
dilakukan selama 24 jam dilakukan dengan menaikkan suhu menjadi 46 - 50o C
sampai kadar air 6 – 7 %.
E. Sortasi
1.
Sortasi biji kakao kering dimasukkan
untuk memisahkan antara biji baik dan cacat yang berupa : biji pecah, kotoran
atau benda asing lainnya (batu, kulit dan daun-daunan)
2.
Sortasi dilakukan setelah 1-2 hari
dikeringkan agar kadar air seimbang, sehingga biji tidak terlalu rapuh dan
tidak mudah rusak
3.
Sortasi dilakukan dengan ayakan yang dapat memisahkan biji kakao dari
kotoran-kotoran
Menurut
Nasution, et al (1985), buah yang telah dipanen lalu dikumpulkan
dan
dilakukan sortasi. Adapun sortasi itu dibedakan atas dua tingkatan yakni:
a.
Sortasi kebun pertama : pemisahan buah dengan kematangan yang seragam
dan
sehat.
b.
Sortasi kebun kedua : pemisahan buah yang terkena serangan penyakit, buah busuk,
kurang masak, terkupas dan tercampur kotoran.
F. Pengemasan dan Penyimpanan biji
1.
Biji kakao dikemas dengan baik di dalam
wadah bersih dan kuat, biasanya menggunakan karung goni dan tidak dianjurkan
menggunakan karung plastic
2.
Biji kakao jangan disimpan dengan produk
pertanian lainnya yang berbau keras, karena biji kakao dapat menyerap bau-bauan
tersebut
3.
Biji kakao jangan disimpan di atas
para-para dapur, karena dapat mengakibatkan biji kakao berbau asap
4.
Biji kakao disimpan dalam ruangan,
dengan kelembaban tidak melebihi 75%, ventilasi cukup dan bersih
5.
Antara lantai dan alas wadah diberi
jarak ± 8 cm dan dari dinding ± 60 cm
6.
Biji kakao dapat disimpan ± 3 bulan.
BAB III
KESIMPULAN
Penerapan prosedur pengolahan pasca
panen dengan baik dan benar diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah kakao
yang ada di Indonesia. Masalah kakao di Indonesia berkaitan dengan mutu kakao
yang dihasilkan karena proses fermentasi kurang tuntas, biji tidak cukup
kering, kadar kulit yang tinggi serta kadar keasaman yang tinggi. Sinergisitas
antara industry, pemerintah dan akademisi juga perlu dilakukan agar dapat
menunjang mutu kakao di Indonesia dan pemasarannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulato,
Sri. 2007. Desain Teknologi Pengolahan
Pasta, Lemak, dan Bubuk Cokelat Utuk Kelompok Tani. Bogor:Pusan Penlitian
Kopi dan Kakao
Sinaga,
Roida. 2006. Pengaruh Lama Fermentasi dan
Konsentrasi Kalium Karbonat,Terhadap Mutu Bubuk kakao. Sumatera Utara:Universitas Sumatra Utara.
Standar
Nasional Indonesia. 2009. Bungkil kakao.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasonal.
Saya SEKARANG FULFILL BERHARGA KERUGIAN DARI PINJAMAN I GOT DARI LFDS. Saya ingin membawa ini kepada notis orang ramai tentang bagaimana saya menghubungi LFDS selepas saya kehilangan pekerjaan saya dan ditolak pinjaman oleh bank saya dan kewangan lain institusi kerana skor kredit saya. Saya tidak dapat membayar yuran anak saya. Saya tertinggal di atas bil, kira-kira akan dibuang keluar rumah kerana saya tidak dapat membayar sewa saya. Pada masa ini, anak-anak saya diambil dari saya oleh penjagaan angkat. Kemudian saya berikan untuk mencari dana dalam talian di mana saya kehilangan $ 3,670 yang saya dipinjam dari rakan-rakan yang saya telah merobek oleh dua syarikat pinjaman dalam talian. Sehingga saya membaca tentang: Perkhidmatan Pembiayaan Le_Meridian (lfdsloans@outlook.com / lfdsloans@lemeridianfds.com) di suatu tempat di internet, Masih tidak meyakinkan kerana apa yang saya telah lalui sehingga saudara saya yang seorang paderi juga memberitahu saya mengenai skim pinjaman LFDS yang berterusan pada kadar faedah yang sangat rendah sebanyak 1.9 %% dan terma pembayaran balik yang indah tanpa penalti kerana gagal bayar pembayaran. Saya tidak mempunyai pilihan selain menghubungi mereka yang saya lakukan melalui teks + 1-989-394-3740 dan Encik Benjamin menjawab kembali kepada saya Hari itu adalah hari yang terbaik dan paling hebat dalam hidup saya yang tidak boleh dilupakan apabila saya menerima amaran kredit $ 400,000.00 Jumlah pinjaman kami yang dipohon. Saya menggunakan pinjaman dengan berkesan untuk membayar hutang saya dan memulakan perniagaan dan hari ini saya dan anak-anak saya sangat gembira dan memenuhi. Anda juga dapat menghubungi mereka melalui e-mel: (lfdsloans@outlook.com / lfdsloans@lemeridianfds.com) Helaian WhatsApptext: + 1-989-394-3740 Mengapa saya melakukan ini? Saya melakukan ini untuk menyelamatkan seberapa banyak yang memerlukan pinjaman tidak menjadi mangsa penipuan di internet. Terima kasih dan Tuhan memberkati anda semua, saya Oleksander Artem dari Horizon Park BC, Ukraine.
ReplyDeleteThank You and I have a dandy provide: How Much House Renovation Cost Philippines exterior home remodel
ReplyDelete