BAB I
PENDAHULUAN
Cokelat adalah sebutan untuk makanan yang
diolah dari biji kakao. Cokelat umumnya diberikan sebagai
hadiah atau bingkisan di hari raya. Cokelat juga telah menjadi salah satu rasa
yang paling populer di dunia, selain sebagai cokelat batangan yang paling umum
dikonsumsi, cokelat juga menjadi bahan minuman hangat dan dingin.
Perkebunan kakao skala
besar atau perkebunan rakyat, pernah terjadi serangan penyakit tanaman. Pada
seluruh bagian tanaman kakao mulai dari akar, batang, daun , buah dapat
diserang penyakit. Usaha penanganan penyakit yang menyerang kakao tidak hanya
jenis penyakitnya yang perlu diperhatikan, tetapi juga lingkungan serta tanaman
inang alternatifnya juga harus diperhatikan. Salah satu factor lingkungan yang
paling berpengaruh adalah curah hujan, kelembaban, dan suhu. Apabila tanaman
mengalami kerusakan akibat penyakit, tindakan yang dilakukan adalah melakukan
diagnosis. Tindakan ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
mengambil keputusan untuk melakukan pengendalian. Apabila ada serangan suatu
penyakit yang kurang merugikan belum perlu dikendalika, tetapi tetap perlu
diperhatikan, karena suatu serangan penyakit yang kurang merugikan ini daya
merusaknya bias meningkat jika mendapat inang yang rentan dan kondisi
lingkungan yang mendukung.
Penanganan serangan penyakit bisa
dilakukan dengan memadukan beberapa teknik yang sesuai. Tujuannya untuk
mengurangi kegagalan dan menjaga kelestarian lingkungan. Berdasarkan diagnosis
yang tepat, pengetahuan epidemiologi (laju pertumbuhan penyakit), dan kerusakan
yang ditimbulkan oleh penyakit, maka dapat disusun suatu strategi penanganan
yang efektif dan efisien. Berikut akan dibahas beberapa penyakit yang menyeang
tanaman kakao.
BAB
II
PEMBAHASAN
Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan
penghasil devisa di sektor non migas. Dalam melakukan budidaya kakao terdapat
kendala yang dapat menurunkan produksi dan mutu kakao yaitu berupa serangan
hama dan penyakit. Keberhasilan pengendalian hama dan penyakit sangat
ditentukan oleh pengetahuan tentang penyebab kerusakan tersebut. Oleh karena
itu pengenalan jenis hama dan penyakit pada kakao dan gejalanya sangat
diperlukan agar dalam usaha pengendaliannya dapat berhasil dengan baik.
Berdasarkan pada konsep pengendalian hama terpadu (PHT)
yang di definisikan sebagai suatu konsep/pemikiran/program dalam mengatasi
masalah hama dan penyakit didasarkan pada beberapa pertimbangan ekologis,
ekonomis dan biologis.
Adapun pemakaian
pestisida merupakan alternatif terakhir dalam pengendalian hama terpadu. Beberapa penyakit yang menyerang tanaman
kakao antara lain:
1.
Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora)
Gambar 11 :
Ordo : Pythiales
Famili : Pythiaceae
Genus : Phytophthora
Spesies : Phytophthora palmivora
Bioekologi :
Jamur ini mengadakan
infeksi pada buah dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit kanker batang,
buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya. P. palmivora terutama dapat bertahan dalam tanah. Dari sini jamur
dapat terbawa oleh percikan-percikan air hujan ke buah-buah yang dekat tanah. Setelah
mengadakan infeksi, dalam beberapa hari jamur pada buah bisa sudah dapat
menghasilkan banyak sporangium. Sporangium ini dapat terbawa oleh percikan air,
atau oleh angin, dan mencapai buah-buah yang lebih tinggi. Jamur yang berada
dalam tanah dapat juga terangkut oleh serangga-serangga, seperti semut,
sehingga mencapai buah-buah yang tinggi. Dari buah yang tinggi sporangium dapat
terbawa oleh air ke buah-buah
di bawahnya. Dari buah yang sakit jamur dapat berkembang melalui tangkai dan
menyerang bantalan buah dan dapat berkembang terus sehingga menyebabkan
terjadinya penyakit kanker batang. Dari sini kelak jamur dapat kembali
menyerang buah. Berat ringannya penyakit busuk buah ditentukan oleh banyak
faktor, antara lain kelembapan udara, curah hujan, cara bercocok tanam,
banyaknya buah pada pohon, dan jenis tanaman.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Buah kakao yang terserang berbercak
coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah dengan cepat
menyebar ke seluruh buah. Buah menjadi busuk dalam waktu 14-22 hari. Pada
permukaan buah yang sakit tadi timbul lapisan yang berwarna putih bertepung.
Jamur juga masuk ke dalam buah dan menyebabkan busuknya biji-biji. Tetapi kalau
penyakit timbul pada buah yang hampir masak, biji-biji masih bisa dipungut dan
dimanfaatkan.
Pengendalian dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
a.
Mengurangi kelembapan kebun, misalnya
dengan memperbaiki drainase, memangkas tanaman kakao dan pohon pelindung dengan
teratur, dan mengendalikan gulma.
b. Mempertahankan serasah sebagai mulsa
di sekitar pangkal batang.
c.
Memanen buah yang masak secara teratur
sambil membersihkan buah-buah yang sakit. Buah yang sakit beserta dengan kulit
buah (cangkang) dipendam cukup dalam sehingga paling sedikit tertutup tanah
setebal 10 cm.
d.
Buah diselubungi dengan plastic untuk
mengendalikan busuk buah dan penggerek buah kakao.
e.
Selama musim penghujan buah-buah
disemprot dengan fungisida.
2.
Kanker
Batang
Gambar :
Ordo : Pythiales
Famili : Pythiaceae
Genus : Phytophthora
Spesies : Phytophthora palmivora
Bioekologi :
Jamur
ini mengadakan infeksi pada buah dapat bersumber dari tanah, batang yang sakit
kanker batang, buah yang sakit, dan tumbuhan inang lainnya. P. palmivora terutama dapat bertahan
dalam tanah. Dari sini jamur dapat terbawa oleh percikan-percikan air hujan ke
buah-buah yang dekat tanah. Setelah mengadakan infeksi, dalam beberapa hari
jamur pada buah bisa sudah dapat menghasilkan banyak sporangium. Sporangium ini
dapat terbawa oleh percikan air, atau oleh angin, dan mencapai buah-buah yang
lebih tinggi. Jamur yang berada dalam tanah dapat juga terangkut oleh
serangga-serangga, seperti semut, sehingga mencapai buah-buah yang tinggi. Dari
buah yang tinggi sporangium dapat terbawa oleh air ke buah-buah di bawahnya. Dari buah yang sakit
jamur dapat berkembang melalui tangkai dan menyerang bantalan buah dan dapat
berkembang terus sehingga menyebabkan terjadinya penyakit kanker batang. Jika
buah yang terserang P. palmivora tidak
segera dipetik, jamur akan berkembang melalui tangkai buah dan menginfeksi
kulit batang atau cabang. Dari
sini kelak jamur dapat kembali menyerang buah. Jamur
tidak dapat menginfeksi batang yang sehat, kecuali kalau terdapat luka-luka,
misalnya luka karena serangga.
Faktor-faktor yang membantu pada busuk buah akan membantu
kanker batang. Namun kalau usaha pemetikan buah sakit dilakukan dengan teliti,
kanker batang hanya akan sedikit menimbulkan kerugian. Pada pohon yang sehat
biasanya hanya terjadi kanker-kanker kecil. Gangguan yang berat biasanya
menunjukkan adanya faktor lingkungan yang kurang baik atau tindakan agronomi
yang kurang tepat.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Yang dimaksud dengan kanker dalam ilmu
penyakit tumbuhan adalah luka yang berbatas jelas pada kulit, dikelilingi oleh
jaringan kalus, yang seringkali terbuka sehingga kayu tampak dari luar.
Pada penyakit kanker batang kakao pada
batang atau cabang yang besar terdapat tempat yang warnanya lebih gelap dan
agak mengendap. Pada tanaman yang sangat rentan tempat ini sering mengeluarkan
cairan kemerahan, yang setelah mongering tampak seperti lapisan karat pada
permukaan kulit. Gejala ini sukar terlihat karena tertutup oleh lapisan luar
kulit, lebih-lebih kalau permukaan batang tertutup oleh lumut atau lumut kerak.
Kalau lapisan kulit luar dikorek, tampak bahwa lapisan kulit bagian dalam
berwarna merah kecoklatan. Bercak ini dapat meluas dengan cepat sehingga banyak
kulit produktif yang rusak.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.
Buah-buah yang bergejala busuk buah
harus segera dipetik dan dipendam karena busuk buah berkaitan dengan timbulnya
kanker batang.
b.
Perlu diusahakan agar infeksi pada
kulit dapat segera diketahui. Pada bagian yang sakit kulit luar (kerak)
dikorek, sehingga kulit dalam terlihat.
c.
Pemeliharaan kebun yang dilakukan
sebaik-baiknya akan meningkatkan ketahanan pohon-pohon. Lebih-lebih kalau usaha
ini disertai dengan pembersihan buah-buah sakit dengan daur yang pendek,
misalnya seminggu sekali.
3. Vascular Streak Dieback (VSD)
Gambar :
Ordo :
Uredinales
Kelas :
Basidiomycetes
Genus : Oncobasidium
Spesies : Oncobasidium theobromae
Bioekologi
:
O. theobromae adalah
jamur yang sangat unik, merupakan satu-satunya jenis Basidiomycotina yang
menginfeksi xylem, dipencarkan oleh angin, menginfeksi daun. Sifatnya mendekati
sifat jamur yang biotrofik. O. theobromae
membentuk Basidiospora yang hanya pada waktu malam, dan disebarkan oleh
angin. Dengan cara ini jamur tidak dapat tersebar jauh, karena kelembapan
tinggi pada umumnya hanya terjadi bila udara tenang. Untuk pembentukan
Basidiospora tubuh buah jamur harus basah diwaktu malam. Adanya hujan malam
yang diikuti dengan embun akan membantu penyebaran penyakit.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Satu atau dua daun pada flush kedua
atau ketiga di belakang titik tumbuh menguning secara khas. Pada daun ini
terjadi bercak-bercak hijau kecil yang berbatas tegas, yang tersebar pada latar
belakang kuning. Daun yang sakit akan gugur beberapa hari setelah menguning.
Pada ranting yang bersangkutan terjadi gejala ompong, satu atau dua daun gugur,
sedangkan beberapa daun di sebelah bawah dan atasnya masih lengkap. Jika lapisan permukaan dari bekas tangkai
daun yang sudah gugur disayat, terlihat adanya tiga noktah yang berwarna coklat
kehitaman. Lalu adanya garis-garis berwarna coklat pada berkas pembuluh
(vascular streak) yang terlihat pada penampang membujur cabang dan
ranting-ranting mati dari ujungnya (dieback).
Pengendalian
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Penanaman
kultivar yang tahan terhadap penyakit ini.
b. Melakukan
pemangkasan untuk menghilangkan ranting atau cabang yang sakit yang mengandung
jamur (sanitasi) dan untuk mengurangi kelembapan kebun.
c. Pembibitan
dibuat jauh dari kebun yang berpenyakit agar pembibitan menghasilkan bibit yang
sehat.
4. Jamur Upas
Gambar :
Ordo : Stereales
Famili : Corticiaceae
Genus : Corticium
Spesies : Corticium salmonicolor
Bioekologi
:
Jamur upas dipencarkan oleh Basidiospora yang terbawa oleh
angin. Basidiospora tidak dapat terangkut jauh dengan tetap hidup karena
mempunyai dinding tipis dan hanya terbentuk bila udara lembap (udara yang
lembap hanya terjadi kalau udara tenang). Adanya infeksi jamur upas pada satu
pohon berarti bahwa sumber infeksi berada di sekitarnya. Selain dari cabang
kakao yang sakit, infeksi bisa terjadi dari bermacam-macam tanaman inang
seperti karet, kopi, pala, lada, jeruk, melinjo, nangka, jati, dan damar.
Penyakit dibantu oleh kelembapan udara yang tinggi, sehingga terdapat dalam
kebun yang gelap, dan pada musim hujan.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Infeksi jamur ini pertama kali terjadi pada sisi bagian
bawah cabang ataupun ranting. Apabila menyerang ranting dan cabang kecil
umumnya tidak menimbulkan kerugian yang berarti, karena dengan memotong
ranting/cabang kecil yang terserang cukup untuk mengendalikan jamur ini dan
tumbuhnya bunga pada ranting dan cabang kecil tidak kita harapkan.
Serangan dimulai
dengan adanya benang-benang jamur tipis seperti sutera, berbentuk sarang
laba-laba. Pada fase ini jamur belum masuk ke dalam jaringan kulit. Pada bagian
ujung dari cabang yang sakit, tampak
daun-daun layu dan banyak yang tetap melekat pada cabang, meskipun sudah
kering.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan cara mekanis, yaitu memotong cabang/ranting sakit sampai
15 cm pada bagian yang masih sehat; membersihkan /mengeruk benang-benang jamur
pada gejala awal dari cabang yang sakit, kemudian diolesi dengan fungisida.
Cara kedua adalah dengan kultur teknis, yaitu pemangkasan pohon pelindung untuk
mengurangi kelembaban kebun sehingga sinar matahari dapat masuk ke areal
pertanaman kakao.
5. Penyakit Antraknose
Gambar :
Ordo : Melanconiales
Famili : Melanconiacea
Genus : Colletotrichum
Spesies : Colletotrichum gloeosporioide
Bioekologi :
Penyakit ini tersebar melalui spora
yang terbawa angin ataupun percikan air hujan. Penyakit cepat berkembang
terutama pada musim hjan dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Pada daun muda nampak bintik-bintik coklat tidak
beraturan dan dapat menyebabkan gugur daun. Ranting gundul berbentuk seperti
sapu dan mati. Pada buah muda nampak bintik-bintik coklat yang berkembang
menjadi bercak coklat berlekuk (antraknose).
Buah muda yang terserang menjadi layu, kering, dan mengeriput. Serangan
pada buah tua akan menyebabkan gejala busuk kering pada ujungnya.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan memangkas cabang
& ranting yang terinfeksi, mengambil buah-buah yang sakit dikumpulkan dan
ditanam atau dibakar. Melakukan pemupukan (N,P,K) satu setengah kali dosis anjuran. Pengaturan
naungan sehingga tajuk pohon kakao tidak terkena sinar matahari langsung dan
perbaikan drainase tanah untuk menghindari genangan air di dalam kebun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyakit tanaman utama pada tanaman kakao antara lain
: Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora), Kanker
Batang, Vascular Streak Dieback (VSD), Jamur Upas, Penyakit Antraknose.
2.
Pengendalian penyakit tanaman kakao berbeda untuk tiap penyakit untuk itu harus
dilakukan pengendalian penyakit secara benar dengan berpedoman dengan konsep
PHT
DAFTAR PUSTAKA
Andriani 1998. Pengenalan
dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao.
Jember: Pustaka utama
Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan N.F. Johnson 1989. An Introduction to the Study of
Insects. Sixth Edition. Harcourt Brace College Publishers,
Fort Worth, TX, USA.
Nuraini, Siti, Sri
Widyaningsih, Riyatno, A. Sipayung dan H. Suhartawan 1996. Pedoman
Pengembangbiakan Burung Hantu, Tyto alba, Sebagai Predator Tikus di Areal
Tanaman Perkebunan. Jakarta:
Departemen Pertanian
No comments:
Post a Comment